EFISIENSI PASAR MODAL DAN KEPUTUSAN
PENDANAAN
Keputusan investasi sangat berhubungan
erat dengan keputusan pendanaan, berapa hutang dan modal sendiri yang akan
digunakan untuk membiayai investasi, bagaimana tipe hutang dan kapan menghimpun
dananya.
Keputusan investasi yang memberikan NPV positif akan
meningkatkan nilai perusahaan, secara otomatis juga dapat dipergunakan dalam
mengambil keputusan pendanaan.
Keputusan pendanaan dilakukan dalam pasar modal yang
umumnya sangat kompetitif, informasi terbuka luas bagi semua pemodal, dan
pemodal individual tidak bisa mempengaruhi harga. Pasar yang seperti ini disebutsebagai pasar
modal yang efisien. Secara formal pasar
modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya
telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada
sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam pasar modal yang efisien, perubahan
harga saham mengikuti pola random walk.
Ini berarti bahwa perubahan harga di waktu yang lalu tidak bisa
dipergunakan untuk memperkirakan perubahan harga di masa yang akan datang.
Ada
tiga bentuk/tingkatan untuk menyatakan efisiensi pasar modal :
1. Efisiensi yang lemah (weak form
efficiency) : keadaan di mana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada
pada catatan harga di waktu yang lalu.
2. Efisiensi setengah kuat (semi strong) :
keadaan di mana harga-harga bukan hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang
lalu, tetapi juga mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan.
3. Efisiensi yang kuat (strong forms) :
keadaan di mana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisis
fundamental tentang perusahaan dan perekonomian.
Teori Struktur
Modal
Teori
struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal
terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan dividen
dipegang konstan. Dua teori struktur
modal yang akan dibicarakan dalam inisiasi ini yaitu : Balancing theory dan
peking order theory.
Balancing theory :
1. Struktur
modal pada pasar modal sempurna dan tidak ada pajak.
Menurut MM, bahwa dalam keadaan pasar
modal sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak
relevan. Artinya penggunaan hutang
ataukah modal sendiri akan memberi dampak yang sama bagi kemakmuran pemilik
perusahaan.
2. Pasar modal sempurna dan ada pajak
Dalam keadaan tidak ada pajak, maka
biaya modal perusahaan akan konstan, berapapun komposisi hutang yang
dipergunakan.
3. Adanya biaya kebangkrutan
Semakin besar kemungkinan terjadi
kebangkrutan dan semakin besar biaya kebangkrutannya senakin tidak menarik
penggunanaan hutang.
Pecking Order Theory
Teori ini dikemukan olah Myers (1984).
Toeri ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asymetric
information). Asimetrik informasi adalah
istilah yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak
(tentang prospek, risiko dan nilai perusahaan) daripada pemodal publik. Informasi asimetrik mempengaruhi pilihan
anggran sumber daba internal ataukah eksternal, dan antara penerbitan hutang
baru atau ekuitas baru. Untuk itu sesuai
dengan teori pecking order maka investasi akan dibiayai dengan dana internal
terlebih dahulu (yaitu laba ditahan), kemudian baru diikuti oleh penerbitan
hutang baru, dan akhirnya dengan penerbitan ekuitas baru.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen menyangkut tentang
masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham, Pada dasarnya, laba tersebut dibagi sebagai
dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali.
Kebijakan dividen masih merupakan
masalah yang mengundang perdebatan, karena terdapat lebih dari satu
pendapat. Berbagai pendapat tentang
dividen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
- pendapat yang menginginkan dividen dibagikan sebesar-besarnya.
- pendapat yang mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan
- pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya justru membagikan
dividen sekecil mungkin.